Dari berbagai penelitian dan pemeriksaan psikologis termasuk terapi, gangguan neurotik ini umumnya lebih didasari oleh kepribadian atau kondisi psikologis yang lemah, kurang mantap, atau terlalu kaku dalam menghadapi berbagai permasalahan, yang justru berbeda dan sekaligus berubah-ubah sebagai upaya yang ternyata tak efektif untuk melindungi/menutupi kelemahan itu.
Istilah neurotik untuk pertama kali dikemukakan oleh William Cullen (1764) mengacu pada gangguan-gangguan sensasi dari sistem syaraf. Pada saat itu kondisi tersebut dianggap merefleksikan malfungsi neuron yang tampil dalam perilaku. Kemudian, keyakinan ini hilang setelah Freud menemukan peranan psikologis di latar belakangnya, bukan syaraf, sementara bukti untuk pendapat pertama tidak cukup signifikan.
Secara khusus, Freud mengemukakan bahwa neurotik merupakan tampilan dari konflik di dalam diri (inner conflict) yang melibatkan keinginan-keinginan yang tidak dapat dipenuhi karena adanya hambatan dari super ego, sedangkan ego tidak apat membuat suatu keputusan untuk mendamaikannya. Dalam upaya ini, terlihat apa yang disebut dengan kecemasan (anxiety), yaitu suatu perasaan yang sifatnya umum, dimana seseorang merasa ketakutan atau kehilangan kepercayaan diri yang tidak jelas asal maupun wujudnya.
Freud membagi kecemasan menjadi 3 jenis, yaitu:
- Kecemasan yang sumbernya obyektif/kecemasan nyata, yang disebut juga takut (fear).
- Kecemasanyang disebut kecemasan neurotik, yaitu kecemasan yang tidak memperlihatkan sebab dan ciri-ciri khas yang objektif.
- Kecemasan sebagai akibat dari adanya keinginan yang tertahan oleh hati nurani (conscience).
Ciri Behavioral: Perilaku menghibur, perilaku melekat dan dependent, perilaku terguncang, khawatir tentang sesuatu, kecemasan akan kehilangan kontrol, berfikir bahwa semuanya tidak lagi bisa dikendalikan, pikiran terasa bercampur aduk atau kebingungan, sulit berkonsentrasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar